MAKALAH Internet
of Things(IoT)
SISTEM
KONTROL SUHU RUANGAN PADA INKUBATOR ANAK AYAM MENGGUNAKAN ESP WEMOS DI BERBASIS
IOT
Dosen Pengampu :
Endang Kurniawan, S.Kom., M.M, M.Kom., CEH, CHFI,
CIPM
Disusun oleh :
Moh. Sahlan Dziki Kamaluddin (4117076)
FAKULTAS SAINTEK
PROGAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Kontrol Suhu Ruangan Pada Inkubator Anak Ayam Menggunakan Esp Wemos Di Berbasis Iot.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jombang, 05 Juli 2019
LATAR BELAKANG
Pada
era globalisasi ini Teknologi semakin berkembang dan mengalami kemajuan pesat.
Saat ini teknologi komputer sangat berpengaruh terhadap segala ruang lingkup
kehidupan, karena teknologi komputer dimanfaatkan untuk membantu mengolah suatu
pekerjaan menjadi lebih mudah. Peternakan ayam mempunyai prospek yang cukup
baik untuk dikembangkan, baik dalam skala peternakan kecil (peternakan rakyat)
maupun dalam skala besar. Jumlah
produksi ayam akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah konsumsi
terhadap daging ayam.
Dengan
semakin majunya ilmu teknologi saat ini dan meningkatnya jumlah konsumsi
terhadap daging ayam. Ayam dapat dikatakan berkualitas dan sehat ditandai
dengan terjaganya suhu kandang ayam yang stabil dan mendapatkan asupan makanan
yang cukup dan tepat waktu. Oleh karena itu, dalam pembuatan alat ini peneliti
menggunakan mikrokontroler ESP Wemos D1, Sensor suhu (DhT11). Pengembangan alat ini sangat berguna sekali bagi para peternak
ayam, karena dapat membantu melakukan kontrol suhu kandang anak ayam
(incubator) dengan penghangat dan pendingin melalui gadget via aplikasi yang dapat
di akses dari gadget yang sedang di gunakan.
Berdasarkan
hasil observasi yang di lakukan di peternakan ayam bahwa anak ayam yang baru menetas berusia 1 – 7
hari harus mendapatkan suhu ideal, yaitu 29 – 37 oC di dalam inkubator. Jangka
waktu anak ayam berada di incubator selama 2 minggu sampai anak ayam bisa di
pindahkan ke kandang biasa. dalam mempertahankan suhu dalam incubator peternak
harus memastikan secara terus menerus agar suhu dalam incubator ideal. dari
hasil observasi ini peneliti ingin membuat suatu system yang dapat memudahkan
peternak dalam mengontrol suhu di dalam incubator agar tetap stabil tanpa harus
bolak – balik ke tempat incubator.
STUDI LITERATUR
1.
Inkubator
Inkubator adalah
alat yang dipanasi dengan
aliran listrik pada suhu
tertentu yang dipakai untuk mikroba dan menghangatkan
bayi yang lahir prematur.
Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu
waktu untuk memudahkan pengaturan
suhu yang dikehendaki.
2.
Internet of Tings
Internet
of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi
manusia ke manusia atau manusia ke komputer. IoT telah berkembang dari
konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems
(MEMS), dan Internet.
Internet of Tings (IoT) semakin berkembang seiring dengan
perkembangan mikrokontroler, module yang berbasiskan Ethernet maupun wifi
semakin banyak dan beragam dimulai dari Wiznet, Ethernet shield hingga yang
terbaru adalah Wifi module yang dikenal dengan ESP8266. ESP8266 adalah wifi
module dengan output serial TTL yang dilengkapi dengan GPIO, dengan harga
sekitar 80 ribu rupiah wifi module ini dapat dipergunakan secara standalone
maupun dengan mikrokontroler tambahan untuk kendalinya. Ada beberapa jenis
ESP8266 yang dapat ditemui dipasaran, namun yang paling mudah didapatkan di
Indonesia adalah type ESP-01,07,dan 12 dengan fungsi yang sama perbedaannya
terletak pada GPIO pin yang disediakan.
3.
Mikrokontroler
Microcontroller sebagai teknologi
baru, yaitu teknologi semikonduktor dengan kandungan transistor yang lebih
banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil sehingga microcontroller dapat
diproduksi secara masal (dalam jumlah banyak) membuat harganya menjadi lebih murah
(dibandingkan mikroprosesor). Microcontroller sebagai kebutuhan pasar,
mikrokontroler hadir untuk memenuhi selera industri dan para konsumen akan
kebutuhan dan keinginan alat-alat bantu bahkan mainan yang lebih baik dan
canggih.
4.
Blynk
Blynk adalah sebuah platform dengan
iOS dan Android aplikasi untuk mengontrol Arduino, Raspberry Pi dan sejenisnya
melalui Internet. Blynk sebagai dashboard digital di mana anda dapat membangun
sebuah antarmuka grafis untuk proyek anda hanya dengan menarik dan menjatuhkan
widget.
5.
Arduino IDE 1.80
Arduino IDE, yaitu software yang
beroperasi di komputer. Menurut situs http://www.arduino.cc perangkat lunak ini
mereka sebut sebagai Arduino Software. Dalam software arduino digunakan sebuah
konsep yang disebut sketchbook, yaitu tempat standar untuk menampung program
(sketch). Sketch yang ada pada sketchbook dapat dibuka dari menu File >
Sketchbook atau dari tombol open pada toolbar. Ketika pertama kali menjalankan
arduino development environment, sebuah direktori akan dibuat secara otomatis
untuk tempat penyimpanan sketchbook.
MEDOTE PENELITIAN
1.
Persiapan
a. Rancangan
pembuatan wadah ( incubator )
Tujuan dari pembuatan
yang terbuat dari mika yaitu agar
temperature panas dari lampu bohlam akan menyebar kesegala sudut ruang
incubator.
b. Rancangan
pembuatan lampu penghangat.
Membuat rangkaian lampu penghangat wadah dengan menyusun
alat-alat yang sudah disediakan seperti yang sudah dijelaskan diatas.
c. Rancangan
pembuatan pendingin.
Membuat rangkaian pendingin ini digunakan saat suhu udara
ruangan terlalu panas dan pendingin
berfungsi untuk menetralkan suhu ruangan.
2.
Alat dan Bahan
a. Mika
b. Wemos
D1 R2
c. Servo
d. Dimer
/ Potensiometer
e. Relay
5 Volt
f. Kipas
DC 5 Volt
g. Lampu
Bohlam 5 Volt
h. PCB
i.
Solder dan Timah
j.
DHT11
k. Gergaji
l.
Smartphone
m. Router (Internet)
3. Diagram Blok
Pada diagram blok system ini,
terdapat Penghangat (Bohlam), Sensor Suhu dan Kelembaban, Pendingin (Blower),
Mikrokontroler dan Smartphone. Microcontroller berfungsi sebagai inti dari
system itu sendiri, dan smartphone sebagai output system yang tentunya
terhubung melalui internet.
4. Diagram Blok Kontrol
Pada gambar diatas menunjukkan
bagaimana system akan bekerja. yaitu dengan adanya dua seting point yang
pertama adalah Suhu dan yang kedua adalah Kelembaba, lalu kedua set point
tersebut di kelolah oleh mikrokontroller yang berfungsi sebagai otak dari
system ini dan di teruskan ke dua output hardware berupa kipas atau blower
sebagai pendingin dan lampu sebagai pemanas dan semua output akan di terima
oleh system (Inkubator).
5. Diagram Alir Wemos
Gambar diagram alir atau flowchart
pada system yang akan di buat, dimulai dari strart lalu input perintah jika
suhu belum stabil atau terlalu dingin dan terlalu panas maka lampu atau blower
akan menyala sehingga suhu menjadi stabil lalu output tertera di smartphone.
6. Diagram Alir Smartphone
Gambar
diagram alir diatas adalah untuk aplikasi penampil output dan penggerak
hardware system pada smartphone, pada
diagram alir di atas menjelaskan bahwa pada aplikasi yang berada di smartphone
ini bias sebagai penampil output hardware (Sensor) dan sebagai penggerak
hardware.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian
alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang telah dibuat dapat bekerja
dengan baik atau tidak. Pengujian sistem yang dilakukan adalah mikrokontroler
WEMOS D1, Sensor DHT11, Lampu, Servo, Relay, Blower, Dimmer dan Aplikasi Blynk.
1.
Pengujian Hardware
Pengujian hardware dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kinerja alat yang telah dibuat, mencakup pengujian
terhadap sensor pendukung hingga pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian
ini meliputi :
·
Pengujian rangkaian DHT11
·
Pengujian rangkaian Relay
·
Pengujian rangkaian Wemos D1
·
Pengujian rangkaian Servo
·
Pengujian rangkaian Dimmer
·
Pengujian rangkaian Blower.
a. Pengujian
Sensor DHT 11
Lampu
|
Suhu
|
Kelembaban
|
1
lampu
|
32
Celcius
|
41%
|
2
lampu
|
34
Celcius
|
42%
|
b. Pengujian
Lampu Bohlam
Tegangan
|
AC
(Listrik PLN)
|
Lampu
1
|
Menyala
|
Lampu
2
|
Menyala
|
c. Pengujian
Dimmer
Kondisi
Lampu
|
Kondisi
Dimmer
|
Low
|
Meredup
|
High
|
Terang
|
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa saat kondisi dimmer
pada posisi low. Maka lampu akan meredup karena arus yang keluar dari listrik
ke lampu dihambat oleh dimmer dan jika dimmer dalam posisi high, maka lampu
akan menyala terang.
d. Pengujian
Servo Motor
Servo
|
Dimmer
|
Low
|
Diam
|
High
|
Memutar
|
e. Pengujian
Relay
Relay
Channel 1
|
Relay
Channel 2
|
LED
Relay 1
|
LED
Relay 2
|
High
|
Low
|
High
|
Low
|
Low
|
High
|
Low
|
High
|
Pada hasil data yang diperoleh pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa jika salahsatu channel relay dalam keadaan On, maka lampu di
channel akan menyala dan relay dalam keadaan On and begitupun sebaliknya.
f. Pengujian
Blower
Relay
|
Blower
|
Kondisi
Kipas
|
On
|
On
|
Memutar
|
Off
|
Off
|
Diam
|
Dari hasil data yang diperoleh pada tabel diata, di simpulkan
bahwa jika relay dalam kondisi On, maka kipas akan menyala dan baling – baling
kipas akan memutar, dan akan diam jika relay dalam kondisi Off.
g. Pengujian
Blynk
Pada
pengujian yang dilakukan,diketahui bahwa Output dari sensor DHT 11 yaitu suhu
dan kelembaban beserta grafik sudah bisa terintegrasi dengan Blynk, ini bisa
diartikan bahwa mikrokontroller dengan Blynk sudah tersambung, Tombol D4 dan D3
terhubung dengan relay 2 channel sebagai saklar otomatis system dan slider
terhubung dengan servo sebagai penggerak dimmer.
KESIMPULAN
Sensor Suhu dan kelembaban DHT11
dapat mendeteksi dan bekerja dengan baik. Dengan adanya 2 bohlam pada ruangan
maka suhu hangat dapat menyebar ke seluruh ruangan dan sensor DHT dapat
memberikan output melalui Blynk secara realtime, hal ini menunjukkan bahwa
system kontrol suhu ruangan pada incubator anak ayam ini bisa di
implementasikan pada peternakan ayam dan dapat membantu para peternak agar
mudah dalam kontrol anak ayam menggunakan system ini karena mudah dan dapat di
akses melalui smartphone yang digunakan karena sudah berbasis iot.
Untuk pengembangan selanjutnya,
diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Penggunaan
system ini harusnya menggukan arus listrik AC semua sehingga hanya membutuhkan
1 tegangan. Karena pada penelitian ini menggunakan lampu dengan arus AC dan
Blower dengan arus DC sehingga kurang efisien di sector tegangan input.
2. Untuk
kedepannya menggunakan 2 buah atau lebih sensor DHT sehingga lebih akurat dalam
mengukur suhu yang berada dalam ruangan
DAFTAR PUSTAKA
Adzastya
Haruta, dkk. 2013. Pengoptimalan Sistem
Kerja Di Peternakan Ayam Dengan Menggunakan
Sensor Air Sebagai Indikator Debit Air Pada Tempat Minum Air Ayam. Malang: Universitas Ma Chung.
Aji
Ridhamuttaqin, dkk. 2013. Rancang Bangun
Model Sistem Pemberi Pakan Ayam Otomatis Berbasis
Fuzzy Logic Control. Lampung: Universitas Lampung.
Rajab.
2014. Fertilitas Dan Daya Tetas Telur
Ayam Kampung Pada Lokasi Asal Telur Dan Kapasitas
Mesin Tetas Berbeda. Ambon: Universitas Pattimura.